hufa

Published on: 26 Aug 2025

Cara Stimulasi Motorik Dasar Anak Usia Dini

Cara Stimulasi Motorik Dasar Anak Usia Dini

Seorang anak usia dini yang aktif bergerak bukan hanya terlihat ceria, tetapi juga sedang mengembangkan kemampuan.. Kemampuan tersebut dikenal sebagai motorik dasar anak usia dini, yang mencakup kemampuan fisik dasar seperti merangkak dan berjalan.

Stimulasi yang tepat pada usia ini sangat penting untuk mendukung perkembangan optimal anak. Namun, tidak semua orang tua atau pengasuh memahami cara memberikan stimulasi yang sesuai. 

Oleh karena itu, yuk kita lihat cara stimulasi motorik dasar anak usia dini yang dapat diterapkan di rumah atau di lingkungan pendidikan!

Stimulasi Motorik Dasar untuk Anak Usia Dini

Masa awal kehidupan bayi adalah waktu emas untuk mengembangkan keterampilan motoriknya. Stimulasi yang tepat sejak dini akan membantu anak mencapai tahapan perkembangan secara optimal.  

Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menstimulasi motorik dasar anak usia dini:

1. Tummy Time

Tummy time atau waktu tengkurap adalah dasar dari semua keterampilan motorik bayi. Latihan ini bisa dimulai sejak bayi baru lahir selama beberapa menit setiap hari. Aktivitas ini bertujuan menguatkan otot leher, dada, dan bahu. Saat bayi mulai bisa mengangkat kepala sendiri, ia akan lebih mudah tengkurap, duduk, hingga akhirnya bisa merangkak dan berdiri.

Tummy time secara teratur juga dapat membantu mencegah kepala datar (flat head syndrome) sekaligus merangsang keterampilan visual karena bayi dapat melihat sekeliling lebih aktif.

2. Merangsang Kemampuan Duduk Secara Mandiri

Duduk adalah keterampilan dasar yang membuka banyak peluang eksplorasi baru bagi bayi. Saat bayi bisa duduk, ia dapat menggunakan tangannya untuk bermain dan melihat sekeliling dengan sudut pandang yang berbeda. Biasanya kemampuan ini muncul pada usia 6-9 bulan. 

Namun, stimulasi bisa dimulai lebih awal dengan menarik lembut kedua tangannya dari posisi berbaring ke posisi duduk. Ulangi latihan ini secara konsisten agar otot leher dan punggungnya semakin kuat.

Untuk melatih keseimbangannya, gunakan bantal atau mainan besar sebagai sandaran. Hal ini akan memicu bayi untuk menegakkan tubuhnya secara perlahan. Pastikan bayi duduk di atas permukaan yang aman dan empuk, seperti karpet tebal atau matras bermain.

3. Melatih Gerakan Berguling

Kemampuan berguling menandai transisi dari posisi pasif ke aktif. Sekitar usia 5 bulan, bayi mulai bisa mengubah posisi tubuhnya secara mandiri dari terlentang ke tengkurap. Gunakan mainan atau suara yang menarik untuk memancing gerakannya.

Letakkan objek tersebut di samping bayi dan dorong ia untuk meraihnya. Dengan cara ini, otot perut, punggung, dan lehernya akan terlatih sekaligus memperkuat koordinasi antar bagian tubuhnya.

4. Mendorong Anak untuk Merangkak

Merangkak adalah salah satu fase penting yang melatih koordinasi antara tangan, kaki, serta keseimbangan tubuh. Umumnya bayi mulai menunjukkan tanda-tanda siap merangkak pada usia 6-9 bulan. 

Beberapa bayi mungkin merangkak mundur terlebih dahulu, dan ini wajar. Gunakan mainan favorit sebagai motivasi untuk bergerak. Letakkan di jarak tertentu dan biarkan bayi mencoba mendekatinya.

Untuk meningkatkan keterampilan ini, buatlah jalur rintangan sederhana menggunakan bantal kecil atau guling. Permainan ini tidak hanya melatih kekuatan, tapi juga ketangkasan dan kepercayaan diri. Pastikan area bermain aman dan lantai diberi alas empuk agar bayi tidak terluka saat terjatuh.

5. Menstimulasi Berdiri dan Menyeimbangkan Tubuh

Setelah cukup mahir merangkak, bayi mulai belajar berdiri dengan berpegangan pada furniture sekitar. Usia ideal untuk memulai fase ini adalah antara 7-12 bulan. Ibu bisa membantu dengan mendudukkan bayi di pangkuan lalu membiarkannya berdiri di atas paha. Gerakan pantulan ke atas dan ke bawah secara alami akan melatih kekuatan kaki dan otot penyeimbang tubuh.

Taruh mainan di atas meja rendah untuk memancing bayi berdiri sendiri. Biarkan ia mencoba mengangkat tubuhnya dengan semangat agar bisa meraih benda tersebut. Tetap awasi selama latihan ini, karena pada tahap awal, bayi belum sepenuhnya bisa menjaga keseimbangan.

6. Mengajarkan Langkah Awal Berjalan

Menjelang usia 12 bulan, bayi mulai belajar berjalan. Stimulasi dapat dimulai sejak usia 8 bulan dengan memberi kesempatan bayi untuk “merambat” di sepanjang sofa atau meja. Pastikan benda yang digunakan cukup kokoh agar tidak mudah tergeser.

Alih-alih menuntun tangan bayi dari depan (titah), para ahli menyarankan untuk menopang pinggang atau ketiaknya dari belakang agar postur tubuhnya tetap tegak. Berikan pula alat bantu berjalan seperti push toy atau walker yang aman. Dorongan secara lembut dapat membantu bayi lebih percaya diri untuk melangkah.

Dengan dukungan dan stimulasi yang tepat, bayi akan tumbuh menjadi anak yang aktif, percaya diri, dan siap menghadapi dunia. Amati setiap tahapan yang dicapai anak dan sesuaikan stimulasi motorik dasar anak usia dini berdasarkan responsnya. 

Referensi:

Categories: Parenting